Kalimat Mu'rob dan Kalimat Mabni
Sumber : http://myinformasinahwu.blogspot.co.id/2015/12/kalimat-murob-dan-kalimat-mabni.html
A.
Pengertian
Kalimat Mu’rob dan Mabni
Kalimah Mu’rab adalah kalimah yang akhirannya bisa
berubah-ubah sesuai dengan ‘amil yang memasukinya.[1]
Jadi jika suatu kalimah itu kemasukan ‘amil dan kalimah itu terjadi perubahan
pada akhiran kalimah itu, maka kalimah itu di sebut kalimah mu’rab contohnya
kalimah مِنَ الْمَسْجِدِ , disini terjadi perubahan harakat akhir pada kalimah isim الْمَسْجِدِ,
karena pada awalnya kalimah itu harakat akhirnya di baca dhommah tapi karena ke
masukan ‘amil, yaitu huruf jer maka harakat akhir kalimah itu di baca kasrah
atau majrur.
Kalimah Mabni adalah kalimah yang akhirannya tidak bias
berubah-ubah walaupun ada ‘amil yang memasukinya.[2] Jadi
jika ada suatu kalimah yang kemasukan ‘amil baik nawasib atau jawazim atau
huruf jer tapi akhirannya tidak berubah maka kalimah itu di sebut kalimah
mabni, contohnya لَنْ
يَفْعُلَنَّ kalimah ini kemasukan ‘amil nawasib yakni لَنْ tapi harakat akhirnya
tetap tidak berubah, maka kalimah ini adalah di sebut kalimah mabni.
B.
Bentuk-bentuk
Kalimat Mu’rob
1. 1. Isim
mu’rob
Isim
mu’rob yaitu isim yang huruf akhirnya bisa berubah-rubah dikarenakan amill yang
masuk dalam kalimat tersebut. Perubahannya ada yang lafdzi (nampak) seperti
lafadz مُحَمَّدٌ , dan ada yang hanya dikira-kiarakan
(taqdiri) seperti lafadz مُوْسَى, الفَتَى .
Isim ini bentuknya
ada tiga belas macam, yaitu :
Ø
Isim mufrad : adalah isim yang
berma’na satu, contohnya زَيْدٌ
Ø
Isim tatsniyah : adalah isim yang
berma’na dua, dari isim mufrad yang di tambahi alif dan nun atau yak dan nun, مُسْلِِمَانِ
Ø
Isim mulhaq bismi tastniyah : adalah
isim yang bentuknya seperti isim tatsniyah tetapi tidak mempunyai mufrad اِثْنَانِ
- كِلَا هُمَا
Ø
Isim jama’ mudzakar salim: kalimah
isim yang menunjukkan arti laki-laki banyak, dari isim mufrad yang di tambah
wawu dan nun atau yak dan nun contohnya - مُسْلِمُوْنَ , زَيْدُوْنَ
Ø
Isim mulhak bijam’i mudzakar salim :
adalah isim yang bentuknya seperti isim mudzakar salim, tetapi tidak mempunyai
syarat-syarat seperti jamak mudzakar salim contohnya, عِشْرُوْنَ
Ø
Isim jama’ muanats salim : adalah
kalimah isim yang menunjukkan arti perempuan banyak, dari isim mufrad yang di
tambah alif dan tak contohnya,مُسْلِمَاتٌ
Ø
Isim mulhaq bijam’i muanats salim :
adalah isim yang bentuknya seperti isim jama’muanats salim, tetapi tidak
memenuhi syarat-syarat sebagai isim jama’ muanats salim contohnya,اُولاتُ
Ø
Isim jama’ taksir : isim yang
bermakna banyak, yang berubah dari bentuk mufradnya contohnya,رِجَا
لٌ - كُتُبٌ
Ø
Asmaul khomsah/sittah : contohnya,اَبُوكَ -- اَخُوكَ
Ø
Isim maqshur : isim yang huruf
akhirnya berupa alif lazimah ( alif yang tetap( contohnya, زَكَرِيَّا
Ø
Isim manqus : isim yang huruf
akhirnya berupa yak lazimah (yak yang tetap) contohnya, حِلْمِيْ - سُعَوْدِ
Ø
Isim ghoiru munshorif : isim yang
tidak menerima di tanwin, karena adanya alas an-alasan tertentu contohnya,اِبْرَاهِيْمُ – عُثْمَانُ
Ø
Isim mudhof liyail mutakallim : isim
yang di sandarkan pada yang mutakallim (yak dhomir yang artinya saya )
contohnya, كِتَابِيْ - بَيْتِي ْ
2.
2. Fiil mu’rob
Fiil
mu’rob adalah fi’il yang dapat berubah
keadaan akhirnya karena adanya perbedaan letak dalam suatu kalimat. Fiil yang
mu’rob hanya satu yaitu fiil mudhare’ dengan syarat fiil mudhare’ tersebut
tidak bertemu dengan dhamir nun jamak niswah atau nun taukid. Seperti
lafadz يَضْرِبُ , يَخْشَى .
Apabila
fiil mudhare’ itu bertemu dengan nun jamak niswah , maka tentulah hukumnya berubah menjadi mabni
sukun. Seperti lafadz يَضْرِبْنَ . hal ini telah disepakati oleh para ahli nahwu. Apabila fiil
mudhore’ itu bertemu dengan nun taukid yang mubasyar, maka tentulah
hukumnya berubah menjadi mabni fathah, seperti lafadz تَضْرِبَنَّ. [3]
Jadi,
syarat bagi i’rob fiil mudhore’ itu ialah harus terbebas dari nun taukid .
dengan kata lain, jika pada fiil mudhari’ terdapat nun taukid berarti fiil mudhari’ itu mabni.
Kesimpulannya, bahwa fiil mudhari’ tidak dimabnikan kecuali bertemu langsung
dengan nun taukid.
C.
Bentuk-bentuk
Kalimat Mabni
1.
1.Isim
mabni
Isim mabni adalah isim yang huruf akhirnya tidak bisa berubah
dikarenakan amil yang masuk pada isim tersebut. Isim mabni ada yang mabni sukun
seperti lafadz كَمْ . ada yang mabni fathah seperti lafadz اَيْنَ , ada juga yang mabni kasroh sperti lafadz اَمْسِ , dan adapula yang mabni dhommah seperti
lafadz حَيْثُ .
Isim mabni ada enam macam, yaitu :
ü
Isim
dhomir ( اسم ضمير ) yang diantara lafadz-lafadznya yaitu : هو، هما، هم، هي، هما، هنّ، انت، انتما، انتم، انتِ، انتما ، انتنّ، انا،
نحن.
ü
Isim
syaratاسم شرط) ( (
Isim syarat
adalah isim yang mabni yang mengikat antara dua kalimat. Yang pertama menjadi
syarat bagi yang kedua. Diantara lafadz-lafadznya yaitu نْإ (jika) مَنْ (barangsiapa), مَتَى (kapansaja),dan lain sebagainya.
ü
Isim istifham(اسم استفهام),
yaitu isim yang digunakan untuk kata tanya. Contoh : مَنْ (Man = Siapa) ما
(Maa = Apa)
ü
Isim isyaroh اسم اشارة)), adalah kata yang dipakai untuk menunjuk
sesuatu. Seperti lafadz هَذَا, هَذِهِ, ذَلِكَ, تِلْكَ,. dan lain
sebagainya
ü
Isim
Mausul ((اسم
موصولو adalah
isim yang terdiri dari shilah (sambungan lafadz lain) dan a’id (dhomir
yang kembali pada isim mausul. Diantara lafadz-lafadznya yaitu لذى، اللذان، اللتان، الذينا dan lain sebagainya.
ü
Isim
fi’il ( (اسم
فعلLafadz
yang menunjukkan arti pekerjaan/Fi’il (الفعل) akan tetapi tidak dapat menerima
tanda-tanda Fi’il (kata kerja).
Isim fiil
dibagi menjadi tiga, yaitu :
·
Isim fiil madhi, menunjukkan arti
seperti fiil madhi. Seperti lafadz هَيْهَاتَ (telah jauh)
·
Isim fiil mudhore’ , seperti lafadz وَىْ
(saya
takjub)
·
Isim fiil amar,
seperti lafadz صَه (diamlah)
2. 2. Fiil Mabni
a)
Fiil
madhi, yang dimabnikan atas harokat fathah seperti lafadz ضربَ
selagi fiil madhi ini tidak bertemu dengan wawu dhamir jamak. Apabila
bertemu dengan wawu dhamir jamak mesti dimabnikan dhommah seoerti lafadz
ضربُوا
, atau selagi tidak bertemu dengan dhamir rafa’ yang berharokat, maka
kala itu disukunkan seperti lafadz ضربْتُ.
b)
Fiil
amar, fiil amar kembaniannya masih diperselisihkan seperti lafdz ضربْا. Menurut pendapat yang kuat “dimabnikan” sama
dengan pendapat ulama Basroh. Sedangkan menurut pendapat ulama Kuffah
“dimu’robkan”. [4]
3.
3.Kalimat
huruf
Semua huruf dimabnikan karena makna
yang ditunjukannya tidak memerluka i’rob lagi seperti huruf-huruf jar : من، الى، عن، على،
فى، رب.
Bentuk asal mabni itu adalah sukun, karene suku adalah
harokat yang paling ringan. Sesuatu yang yang mabni diharikatkan,
kecuali karena da penyebab lain, yaitu seperti menghindari bertemunya dua huruf
yang disukunkan.
Terkadang harokat mabni itu fathah sperti lafadz ينَأ. Terkadang kasroh seperti lafadz مسِأ. Terkadang dhammah sperti dalam lafadz حيث . contoh mabni yang sukun itu seperti dalam
lafaz كمْ dan lain sebagainya.[5]
D.
Contoh-contoh
kalimat mu’rob dan kalimat mabni
1.
1.Contoh
isim mu’rob
1. جاء محمّدٌ
2. رائيت
محمّدًا
3. مررتُ بمحمّدٍ
2.
2.Contoh
fiil mu’rob
1. يَضْرِبُ محمّدٌ
الباب
2. لن يضربَ
محمّد الباب
3. لم يضربْ محمّد الباب
3. Contoh isim mabni
1. هذا طالب
جميل
2. يا ايها الذين امنوا
3. هذا محمّد، هو طالب جميل
4. Contoh fiil mabni
1. ذهب محمّد الى
الجامعة
2. افتحْ ذلك الباب
3. قرأ خالد القرأن
E.
Analisis teks
هذا
خالد،
هو طالب مجدّ، يخرج من البيت وذهب الى الجامعة فى الساعة السادسة صباحا.
Keterangan
:
·
tebal
: isim mabni
·
miring
: isim mu’rob
·
garis
bawah: fiil mu’rob
·
warna
biru : fiil mabni
·
blok
merah : kalimat huruf (mabni)
[1]
Ibnu malik, alfiyah ibnu malik, Ter, Ah. Syafi’ ‘Ali, terjemah
alfiah ibnu malik, (lamongan :pon-pes TABAHn 1999) Hal. 20
[2]
Ibid
[3]
Syamsuddin muhammad ar-ro’ini, mutamimah al-jurumiyah (Bandung :
al-hidayah Tanpa Tahun) hal. 17
[4]
Bahauddin Abdullah Ibnu Aqil,terjemah alfiyah syarah ibnu ‘aqil (Bandung
: sinar baru algesindo 2015) hal. 15
5 ibid hal.18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar