Menyediakan artikel tentang ilmu bahasa Arab

Menyediakan artikel tentang ilmu bahasa Arab

Responsive Ads Here

Sabtu, 17 Februari 2018

Penjelasan Kalimat Mu'rob dan Kalimat Mabni

Kalimat Mu'rob dan Kalimat Mabni

Sumber : http://myinformasinahwu.blogspot.co.id/2015/12/kalimat-murob-dan-kalimat-mabni.html


 

A.    Pengertian Kalimat Mu’rob dan Mabni
Kalimah Mu’rab adalah  kalimah yang akhirannya bisa berubah-ubah sesuai dengan ‘amil yang memasukinya.[1] Jadi jika suatu kalimah itu kemasukan ‘amil dan kalimah itu terjadi perubahan pada akhiran kalimah itu, maka kalimah itu di sebut kalimah mu’rab contohnya kalimah  مِنَ الْمَسْجِدِ , disini terjadi perubahan harakat akhir pada kalimah isim الْمَسْجِدِ, karena pada awalnya kalimah itu harakat akhirnya di baca dhommah tapi karena ke masukan ‘amil, yaitu huruf jer maka harakat akhir kalimah itu di baca kasrah atau majrur.
Kalimah Mabni adalah kalimah yang akhirannya tidak bias berubah-ubah walaupun ada ‘amil yang memasukinya.[2] Jadi jika ada suatu kalimah yang kemasukan ‘amil baik nawasib atau jawazim atau huruf jer tapi akhirannya tidak berubah maka kalimah itu di sebut kalimah mabni, contohnya  لَنْ يَفْعُلَنَّ kalimah ini kemasukan ‘amil nawasib yakni  لَنْ tapi harakat akhirnya tetap tidak berubah, maka kalimah ini adalah di sebut kalimah mabni.
B.     Bentuk-bentuk Kalimat Mu’rob
1.    1. Isim mu’rob
Isim mu’rob yaitu isim yang huruf akhirnya bisa berubah-rubah dikarenakan amill yang masuk dalam kalimat tersebut. Perubahannya ada yang lafdzi (nampak) seperti lafadz مُحَمَّدٌ , dan ada yang hanya dikira-kiarakan (taqdiri) seperti lafadz مُوْسَى, الفَتَى
Isim ini bentuknya ada tiga belas macam, yaitu :
Ø  Isim mufrad : adalah isim yang berma’na satu, contohnya  زَيْدٌ
Ø  Isim tatsniyah : adalah isim yang berma’na dua, dari isim mufrad yang di tambahi alif dan nun atau yak dan nun, مُسْلِِمَانِ
Ø  Isim mulhaq bismi tastniyah : adalah isim yang bentuknya seperti isim tatsniyah tetapi tidak mempunyai mufrad اِثْنَانِ  -  كِلَا هُمَا 
Ø  Isim jama’ mudzakar salim: kalimah isim yang menunjukkan arti laki-laki banyak, dari isim mufrad yang di tambah wawu dan nun atau yak dan nun contohnya   - مُسْلِمُوْنَ   ,    زَيْدُوْنَ
Ø  Isim mulhak bijam’i mudzakar salim : adalah isim yang bentuknya seperti isim mudzakar salim, tetapi tidak mempunyai syarat-syarat seperti jamak mudzakar salim contohnya,   عِشْرُوْنَ  
Ø  Isim jama’ muanats salim : adalah kalimah isim yang menunjukkan arti perempuan banyak, dari isim mufrad yang di tambah alif dan tak contohnya,مُسْلِمَاتٌ    
Ø  Isim mulhaq bijam’i muanats salim : adalah isim yang bentuknya seperti isim jama’muanats salim, tetapi tidak memenuhi syarat-syarat sebagai isim jama’ muanats salim contohnya,اُولاتُ 
Ø  Isim jama’ taksir : isim yang bermakna banyak, yang berubah dari bentuk mufradnya contohnya,رِجَا لٌ  -  كُتُبٌ
Ø  Asmaul khomsah/sittah : contohnya,اَبُوكَ  -- اَخُوكَ
Ø  Isim maqshur : isim yang huruf akhirnya berupa alif lazimah ( alif yang tetap(  contohnya, زَكَرِيَّا
Ø  Isim manqus : isim yang huruf akhirnya berupa yak lazimah (yak yang tetap) contohnya, حِلْمِيْ  -  سُعَوْدِ
Ø  Isim ghoiru munshorif : isim yang tidak menerima di tanwin, karena adanya alas an-alasan tertentu contohnya,اِبْرَاهِيْمُ – عُثْمَانُ
Ø  Isim mudhof liyail mutakallim : isim yang di sandarkan pada yang mutakallim (yak dhomir yang artinya saya ) contohnya,    كِتَابِيْ  -  بَيْتِي ْ
2.      2. Fiil mu’rob
Fiil mu’rob adalah  fi’il yang dapat berubah keadaan akhirnya karena adanya perbedaan letak dalam suatu kalimat. Fiil yang mu’rob hanya satu yaitu fiil mudhare’ dengan syarat fiil mudhare’ tersebut tidak bertemu dengan dhamir nun jamak niswah atau nun taukid. Seperti lafadz يَضْرِبُ , يَخْشَى .
Apabila fiil mudhare’ itu bertemu dengan nun jamak niswah  , maka tentulah hukumnya berubah menjadi mabni sukun. Seperti lafadz يَضْرِبْنَ . hal ini telah disepakati oleh para ahli nahwu. Apabila fiil mudhore’ itu bertemu dengan nun taukid yang mubasyar, maka tentulah hukumnya berubah menjadi mabni fathah, seperti lafadz تَضْرِبَنَّ. [3]
Jadi, syarat bagi i’rob fiil mudhore’ itu ialah harus terbebas dari nun taukid . dengan kata lain, jika pada fiil mudhari’ terdapat nun taukid  berarti fiil mudhari’ itu mabni. Kesimpulannya, bahwa fiil mudhari’ tidak dimabnikan kecuali bertemu langsung dengan nun taukid. 
C.      Bentuk-bentuk Kalimat Mabni
1.      1.Isim mabni
Isim mabni adalah isim yang huruf akhirnya tidak bisa berubah dikarenakan amil yang masuk pada isim tersebut. Isim mabni ada yang mabni sukun seperti lafadz كَمْ . ada yang mabni fathah seperti lafadz اَيْنَ , ada juga yang mabni kasroh sperti lafadz اَمْسِ , dan adapula yang mabni dhommah seperti lafadz حَيْثُ .
Isim mabni ada enam macam, yaitu :
ü  Isim dhomir ( اسم ضمير ) yang diantara lafadz-lafadznya yaitu : هو، هما، هم، هي، هما، هنّ، انت، انتما، انتم، انتِ، انتما ، انتنّ، انا، نحن.
ü  Isim syaratاسم شرط) ( (
Isim syarat adalah isim yang mabni yang mengikat antara dua kalimat. Yang pertama menjadi syarat bagi yang kedua. Diantara lafadz-lafadznya yaitu نْإ (jika) مَنْ (barangsiapa), مَتَى (kapansaja),dan lain sebagainya.
ü Isim istifham(اسم استفهام), yaitu isim yang digunakan untuk kata tanya. Contoh :  مَنْ      (Man = Siapa) ما (Maa = Apa)
ü Isim isyaroh اسم اشارة)), adalah kata yang dipakai untuk menunjuk sesuatu. Seperti lafadz هَذَا, هَذِهِ, ذَلِكَ, تِلْكَ,. dan lain sebagainya
ü Isim Mausul ((اسم موصولو adalah isim yang terdiri dari shilah (sambungan lafadz lain) dan a’id (dhomir yang kembali pada isim mausul. Diantara lafadz-lafadznya yaitu لذى، اللذان، اللتان، الذينا dan lain sebagainya.
ü Isim fi’il ( (اسم فعلLafadz yang menunjukkan arti pekerjaan/Fi’il (الفعل) akan tetapi tidak dapat menerima tanda-tanda Fi’il (kata kerja).
Isim fiil dibagi menjadi tiga, yaitu :
·         Isim fiil madhi, menunjukkan arti seperti fiil madhi. Seperti lafadz هَيْهَاتَ (telah jauh)
·         Isim fiil mudhore’ , seperti lafadz وَىْ (saya takjub)
·         Isim fiil amar, seperti lafadz   صَه (diamlah)
2.     2. Fiil Mabni
Fiil mabni adalah fiil yang harokat huruf akhirnya tidak bisa berubah. Menurut kesepakatan semua ahli nahwu fiil mabni yaitu :
a)      Fiil madhi, yang dimabnikan atas harokat fathah seperti lafadz ضربَ  selagi fiil madhi ini tidak bertemu dengan wawu dhamir jamak. Apabila bertemu dengan wawu dhamir jamak mesti dimabnikan dhommah seoerti lafadz ضربُوا , atau selagi tidak bertemu dengan dhamir rafa’ yang berharokat, maka kala itu disukunkan  seperti lafadz ضربْتُ.
b)      Fiil amar, fiil amar kembaniannya masih diperselisihkan seperti lafdz ضربْا. Menurut pendapat yang kuat “dimabnikan” sama dengan pendapat ulama Basroh. Sedangkan menurut pendapat ulama Kuffah “dimu’robkan”. [4]
3.      3.Kalimat huruf
 Semua huruf dimabnikan karena makna yang ditunjukannya tidak memerluka i’rob lagi seperti huruf-huruf jar   : من، الى، عن، على، فى، رب.
Bentuk asal mabni itu adalah sukun, karene suku adalah harokat yang paling ringan. Sesuatu yang yang mabni diharikatkan, kecuali karena da penyebab lain, yaitu seperti menghindari bertemunya dua huruf yang disukunkan.
Terkadang harokat mabni itu fathah sperti lafadz ينَأ. Terkadang kasroh seperti lafadz مسِأ. Terkadang dhammah sperti dalam lafadz  حيث   . contoh mabni yang sukun itu seperti dalam lafaz كمْ  dan lain sebagainya.[5]
D.    Contoh-contoh kalimat mu’rob dan kalimat mabni
1.      1.Contoh isim mu’rob
1.  جاء محمّدٌ                  
2. رائيت محمّدًا               
3. مررتُ بمحمّدٍ               
     
2.      2.Contoh fiil mu’rob
1.  يَضْرِبُ محمّدٌ الباب       
2. لن يضربَ محمّد الباب    
3. لم يضربْ محمّد الباب     
3. Contoh isim mabni
           1. هذا طالب جميل                          
2. يا ايها الذين امنوا                         
3. هذا محمّد، هو طالب جميل             
4. Contoh fiil mabni
1. ذهب  محمّد الى الجامعة                
2. افتحْ ذلك الباب                            
3.  قرأ  خالد القرأن                    
E. Analisis teks
 هذا خالد، هو طالب مجدّ، يخرج من البيت وذهب الى الجامعة فى الساعة السادسة صباحا.
Keterangan :
·         tebal          : isim mabni
·         miring        : isim mu’rob
·         garis bawah: fiil mu’rob
·         warna biru : fiil mabni
·         blok merah : kalimat huruf (mabni)


[1] Ibnu malik, alfiyah ibnu malik, Ter, Ah. Syafi’ ‘Ali, terjemah alfiah ibnu malik, (lamongan :pon-pes TABAHn 1999) Hal. 20
[2] Ibid
[3] Syamsuddin muhammad ar-ro’ini, mutamimah al-jurumiyah (Bandung : al-hidayah Tanpa Tahun) hal. 17
[4] Bahauddin Abdullah Ibnu Aqil,terjemah alfiyah syarah ibnu ‘aqil (Bandung : sinar baru algesindo 2015) hal. 15
5 ibid hal.18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Script